Setelah beberapa kali di undur karena satu dan lain hal, kunjungan kami ke Kantor Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta akhirnya terlaksana. Kegiatan Pra LKMA (Latihan Kepemimpinan dan Managemen tingkat Akhir) ini dilaksanakan pada hari selasa 26 september 2012 lalu. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa orang guru, perwakilan FOSIS (Forum Orangtua Siswa), Bapak M. Karebet Widjajakusuma, dan tentunya seluruh siswa kelas 12, angkatan pertama SMAIT Insantama yang akan menjadi pelaksana sekaligus peserta LKMA 2012.
Pihak kedutaan besar baru bersedia menerima kami pada pukul 2 siang. Sebelumnya kami akan memberikan support bagi teman-teman kami yang mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI yang juga bertempat di Jakarta. Maka hari itu kami sudah bersiap sejak pukul 7 pagi dan berangkat seperti biasa, dengan sebuah bus. Namun bukan seragam atau baju bebas yang kami pakai, kami terlihat berbeda dengan pakaian bernuansa batik, tema yang sama yang dibawakan melalui proposal serta slide presentasi kami.
Setelah sekitar 2 setengah jam kami di perjalanan, pada pukul setengah sepuluh kami sampai di tujuan pertama yaitu gedung Sasana Graha Widya LIPI di daerah Gatot Subroto Jakarta Selatan. Kami diberi waktu hingga pukul 11 siang untuk melihat berbagai stand dari pelajar-pelajar seluruh Indonesia. Kami dibebaskan berkeliling dan melihat-lihat stand-stand penelitian dari para finalis LKIR LIPI, termasuk dua stand penelitian milik teman-teman kami yang juga menjadi finalis.
Pukul 11 siang, kami kembali masuk ke bus dan melanjutkan kembali perjalanan ke tujuan utama kami, yaitu gedung Kantor Kedutaan Besar Malaysia. Kami tiba sebelum pukul 2 siang, karena itu kami belum boleh masuk ke dalam gedung kedubes Malaysia. Maka, kami terlebih dahulu shalat dzuhur di masjid di belakang gedung kedubes serta makan siang. Jam 2 tepat baru kami diperbolehkan masuk oleh pihak kedutaan besar Malaysia.
Di dalam ruang pertemuan kedutaan besar Malaysia, kami dipersilahkan duduk. Penasehat Kedutaan Besar Malaysia sekaligus Direktur Education Malaysia, Ibu Yahurin memberikan sambutan hangat kepada kami. Sebelumnya, beliau berterima kasih karena kami telah menjadikan Malaysia sebagai tujuan kami pada LKMA 2012 dan telah mengunjungi kantor kedutaan besar Malaysia. Lalu beliau memberikan presentasi singkat tentang informasi seputar pendidikan dan belajar di Malaysia, terutama dunia perkuliahan untuk kami yang sudah menginjak tahun ketiga di SMA.
Ibu Yahurin yang sebelumnya adalah seorang guru atau cik gu di Malaysia, memberikan kami banyak alasan mengapa kami harus melanjutkan studi kami di Malaysia. Beliau memaparkan bahwa Malaysia adalah Negara ketiga terbaik di asia. Karena itu, ada sekitar 120.000 siswa luar yang belajar ke Malaysia. Selain itu, Malaysia juga menjadi Negara terbaik ke 11 untuk melanjutkan studi di dunia. Itu semua karena dengan segala nilai positifnya, Malaysia memiliki biaya hidup dan pendidikan yang relatif rendah. “Bukan murah, tapi lebih rendah. Karena tidak bisa kita mendapatkan pendidikan yang baik dengan biaya murah”, tegas Ibu Yahurin.
Selepas ibu Yahurin menyelesaikan presentasi Education Malaysia-nya, perwakilan dari kami yaitu Bapak SM Pertiwiguno selaku Kepala SMAIT Insantama memberikan sambutannya. “Tidak seperti yang kami bayangkan, kami kira akan mendapat 10 ternyata 1000. Sepuluh kali lipat!” ucap Pak Uno tentang sambutan kedubes Malaysia kepada kami hari itu yang begitu besar. Pak Uno pun menyilahkan para presentator LKMA 2012 kali ini untuk menyampaikan presentasinya. Rakha Ryanki Farhan menyampaikan presentasi bagian pertamanya dengan bahasa Malaysia, yang mengaku agak kesulitan belajar dengan dua adik kelasnya yang dapat berbahasa melayu. Lalu Latifah Nurhidayah dan Azizatusysyifa melanjutkan bagian selanjutnya hingga akhir dengan bahasa inggris.
“siswa kelas 3 SMA setara dengan level universitas! ” Ibu Yahurin mengomentari presentasi dari teman-teman kami. Lalu berturut-turut; Bapak Ryas, pegawai diplomatik bagian pendidikan di kedubes Malaysia yang juga seorang Indonesia yang pernah belajar di Malaysia; Bapak Sya’ri M. Noor, wakil rektor UNITEN, sebuah universitas teknik di Malaysia; dan Bapak Ludinata, juga pegawai diplomatik bagian pendidikan di kedubes Malaysia yang bertugas menjaga siswa Malaysia yang melakukan studi di Indonesia; memberikan pesan-pesan bermanfaat untuk kami.
Sesi pertanyaan dibuka, beberapa teman kami bergantian mengajukan beberapa pertanyaan seputar pendidikan, permasalahan, kepemimpinan, dan perbedaan Malaysia dengan Indonesia. Ibu yahurin menjawab dengan jelas semua pertanyaan kami hingga tuntas. Rasa penasaran kami tentang Negara yang akan kami tapaki dua bulan lagi itu kurang lebih bisa terbayar. Setelah berfoto bersama staf-staf kedubes, kami melakukan shalat ashar di masjid di area kedubes dan bertolak kembali ke Bogor pada pukul 16.30 sore.
Kamis, 27 September 2012
Kamis, 20 September 2012
Selayang Pandang LKMA 2012
Selayang Pandang Kegiatan
Latihan Kepemimpinan dan
Manajemen Tingkat Akhir (LKMA) SMAIT Insantama
“Studi Kepemimpinan dan
Manajemen ke Malaysia” 2012
Bermula
dari Konsep Pembinaan yang Penuh Kesungguhan
Lahirnya ide kegiatan Latihan Kepemimpinan dan
Manajemen Tingkat Akhir (LKMA) ‘Studi Kepemimpinan & Manajemen Ke Malaysia’
25 November – 1 Desember 2012 sesungguhnya bermula dari konsep pembinaan kepemimpinan
yang diselenggarakan di SMAIT Insantama Bogor. Meski terbilang sekolah yang
sederhana, namun keyakinan untuk dapat melahirkan calon pemimpin masa depan
sangatlah kuat. Meski latar belakang pendidikan asal siswa sangat beragam dan
tersebar dari berbagai daerah di Indonesia, namun keyakinan untuk mewujudkan
mimpi besar sukses dunia dan akhirat pada diri siswa amatlah kuat. Ya,
menyiapkan generasi calon pemimpin yang sukses dunia dan akhirat diyakini
sebagai bagian dari solusi terhadap berbagai persoalan yang terus mendera
negeri ini yang dikontribusi salah satunya oleh persoalan kepemimpinan. Hal ini
juga disiratkan dari slogan sekolah ini sebagai Sekolah Calon Pemimpin.
Dalam konsep pembinaan kepemimpinan di SMAIT
Insantama, Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Tingkat Akhir (LKMA) diprogramkan
untuk dapat menguatkan dasar-dasar ilmu kepemimpinan transformasional yang
telah diterima peserta pada jenjang pelatihan sebelumnya, yakni :
(1) Latihan Dasar Kepemimpinan 0 (LDK 0) ‘Pesantren
Sukses ‘Be The Best not ‘be asa’’ pada awal semester 1 (tahun pertama)
terutama untuk meletakkan pijakan motivaksi (motivasi dan aksi) yang dipungkasi
dengan mendesain Mimpi Besar individual dan team. Dilakukan selama 2 hari.
(2) Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Longmarch ‘Taklukkan
Cianjur’ pada semester 1 (tahun pertama) terutama untuk melatih sikap mental
kepemimpinan transformasional, berjalan kaki dari pos ke pos sejauh 55 km dari
total jarak tempuh 105 km selama 2 hari 1 malam, dan
(3) Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Tingkat
Menengah (LKMM) ‘Problem Solving Masyarakat Desa’ pada semester 3 (tahun kedua)
terutama untuk mengimplementasikan model kepemimpinan transformasional dalam
kehidupan masyarakat. Homestay di desa selama 3 hari 2 malam, melakukan
analisis kondisi lingkungan dengan pendekatan analisis SWOT dalam model
strategic management,
melakukan indepth interview kepada responden representasi penduduk desa.
Tepat setelah program LKMM selesai, dilontarkanlah
gagasan perlunya program LKMA ke luar negeri untuk memberi tantangan yang lebih
besar kepada para siswa dalam mempraktekkan semua hasil pembinaan kepemimpinan
dari LDK 0 hingga LKMM. Dipilihlah kemudian Malaysia. Mengapa ? Malaysia
dipilih karena negeri ini termasuk satu dari sedikit negara yang nyaris tidak
terkena dampak krisis dunia. Malaysia juga mampu membalik keadaan dari negeri
yang dulu banyak mengirim SDM-nya untuk belajar ke Indonesia, kini menjadi
sebaliknya. Meski tentu Malaysia sebagai sebuah negara ada saja plus dan
minusnya, namun dengan dua alasan ini, setidaknya kita dapat belajar banyak
bagaimana pola kepemimpinan yang diterapkan di sana sehingga dapat menghasilkan
SDM yang bisa bersaing di pentas dunia dan negeri yang cukup diperhitungkan
tingkat kesejahteraannya. Maka, dengan tajuk ‘Studi Kepemimpinan dan Manajemen
ke Malaysia’, Pelajar SMAIT Insantama dapat mempraktikkan ilmu kepemimpinan
transformasional yang telah didapatkannya selama ini serta menimba langsung
ilmu kepemimpinan dari sejumlah perguruan tinggi terkemuka dan institusi
penting lainnya yang ada di Malaysia.
Energi dan Mimpi Besar Siswa dan Dukungan Penuh Orang
Tua
Di luar itu semua, gagasan ke Malaysia ternyata juga
disambut antusias oleh siswa dan orangtuanya, karena hal ini juga berarti akan
semakin mendekatkan perguruan tinggi terkemuka di luar negeri dengan siswa
SMAIT Insantama sebagai calon mahasiswanya. Tak heran, sejumlah logo/lambang
perguruan tinggi terkemuka di Malaysia ini pun dipajang di dinding kelas mereka
berbarengan dengan logo dari sejumlah perguruan tinggi terkemuka dari dalam
negeri dan negara lainnya. Sungguh tak berlebihan jika perguruan tinggi di
Malaysia ini telah menjadi bagian dari Mimpi Besar yang dibangun oleh siswa
sekolah ini.
Setelah berbagai persiapan dilakukan, melibatkan semua
siswa yang masih kelas XI (tahun kedua), dan dewan guru serta restu dan
dukungan penuh yang didapatkan dari forum orang tua siswa saat sosialisasi
gagasan ini di penghujung Desember 2011, akhirnya pada tanggal 21 Januari 2012
dilakukanlah workshop penyusunan proposal LKMA. Peserta workshop adalah semua
siswa dan difasilitasi oleh pembina kesiswaan. Dalam workshop 1 hari itu
berhasil disusun proposal lengkap dengan anggarannya. Biayanya terbilang
fantastis, total Rp 257.250.000,-. Tampak terbayang tingkat kesulitan yang akan
segera dihadapi. Tingkat kesulitan semakin tinggi, ketika Kepala Sekolah
memberikan syarat tambahan jika LKMA ini ingin benar-benar dilaksanakan ke
Malaysia. Syarat itu ada 3 : (1) 80% dari semua siswa harus mendapat nilai
akademis di atas rata-rata, (2) semua siswa harus mahir berbahasa Inggris dan
Arab, minimal dapat berbicara lancar, dan (3) biaya harus dicari dengan fundraising
mandiri! Tentu syarat yang sangat tidak mudah. Namun, alhamdulillah,
gemblengan dari latihan-latihan sebelumnya telah
berhasil membuat semua siswa tegar dan siap berjuang untuk mewujudkannya.
Perjuangan Tak Kenal Menyerah
Perjuangan pun dimulai. Aktivitas pembelajaran mandiri
secara team di antara siswa dilakukan. Semua siswa bahu membahu saling membantu
di sela jadwal kegiatan belajar yang sudah sangat ketat. Sistem piket untuk
memantau keaktivan berbahasa Inggris dan Arab digelar rutin. Semua guru,
pembina dan siswa jika bertemu harus berbahasa Inggris dan/atau Arab. Hampir
setiap Sabtu malam pukul 20.00 s.d 22.00 di tiap bulan dilakukan evaluasi dan
presentasi program LKMA beserta tawaran sponsorship-nya kepada para
tokoh, pengusaha yang bersedia datang ke kampus SMAIT Insantama. Beberapa
bahkan dikunjungi siswa. Para siswa bergiliran menjadi presenter dengan menggunakan
kombinasi bahasa Inggris, Arab dan Indonesia. Tercatat ada beberapa tokoh yang
sudah mendengarkan presentasi mereka. Diantara mereka ada :
• Mantan Menteri seperti Prof. Dr. Rokhmin Dahuri
(mantan Menteri Kelautan RI), Dr. MS Ka’ban (mantan Menteri Kehutanan RI),
• Pejabat Lembaga Pertahanan Negara : Marsekal Madya
Surya Darma,
• Dosen/Pendidik : Prof. Agus Tamsir (Dosen senior
UI),
• Sejumlah Pengusaha Nasional, seperti Ir. Dickdick
Sodikin, MM (APINDO DKI Jakarta), Bp. Ahmad Hidayat (Pemilik sejumlah rumah
makan asal Yogyakarta), dll
• Tamu Khusus dari Malaysia : H. Shamsul B. Mohd Nor
(Motivator Nasional Malaysia, Ketua Kopersi Pembangunan Komuniti Insan Selangor
Berhad) dan Dr. Abu Bakar (Dosen senior UKM Malaysia), dan
• Forum Orang Tua Siswa (Fosis) SMAIT Insantama : Ir.
Hasanuluddin Harahap (Ketua), Bp. Agus Fanani, Ibu Ainal Mardiaty, Ibu Putri
Arimurti, dll. Mereka setia menemani siswa dalam forum-forum presentasi, bahkan
memfasilitasi hubungan dengan Tamu Khusus dari Malaysia. Kehadiran mereka
memberi motivasi ekstra dan doa restu tak terkira bagi siswa.
Komentar dari semuanya nyaris sama, yakni memberikan
apresiasi positif dan menyatakan dukungan luar biasa. Presentasi dengan
kombinasi bahasa asing (Arab, Inggris dan diselingi bahasa Indonesia dan
daerah) pun mendapat pujian. Konsep kepemimpinan yang dipresentasikan pun
dinilai sebagai konsep yang seharusnya dilakukan di level negara dan
disampaikan oleh ahli itu tak dinyana datang dari kalangan siswa SMA. Kegiatan
ini juga dinilai unik bahkan masuk kategori the first in the world.
Karenanya, apapun yang terjadi, mereka mendorong semua siswa untuk terus
memperjuangkannya. Tak hanya itu, tamu Malaysia yang datang atas fasilitasi
orang tua siswa secara simbolis menyerahkan surat undangan resmi untuk
berkunjung ke Malaysia dalam rangka studi kepemimpinan dan manajemen. Surat ini
merespon proposal LKMA yang dipresentasikan kepada mereka. Sontak, para siswa
pun makin menguat keyakinannya, Malaysia tinggal selangkah lagi. Seorang
pengusaha nasional asal Yogyakarta yang datang di tengah bulan Mei bahkan bernazar
untuk mensponsori seluruh tiket LKMA jika bisnis barunya bisa berjalan. Dan
yang ditunggu pun tiba, sponsor pun datang di akhir bulan Mei, khusus untuk
pembiayaan transportasi. Itu datang dari seorang pengusaha nasional dari
Sukabumi. Alhamdulillah, meski belum bisa menutupi semua mata anggaran, namun
setidaknya para siswa semakin yakin bahwa Malaysia benar-benar tinggal
selangkah lagi.
Di luar itu, mereka juga melakukan try out pra
LKMA ke Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB untuk melakukan kegiatan yang
hampir serupa akan dilakukan di Malaysia. Hasilnya, sambutan dari pihak
dekanat, dosen dan mahasiswa juga sangat positif dan tak menyangka jika siswa
SMA sudah dapat melakukan ini semua. Mereka bahkan meminta agar siswa-siswa mau
melanjutkan kuliahnya di fakultas ini. Subhanallah.
Di tengah-tengah kegiatan presentasi dan fundraising
lainnya, semua siswa secara mandiri dalam kelompok-kelompok kecil mengurus
sendiri paspor mereka. Bulan April hingga Mei dihabiskan untuk menuntaskan
penyelesaian paspor. Biaya paspor diambil dari dana tabungan mereka yang sudah
dihimpun sejak Januari 2012.
Dari itu semua, para pembina, semua guru dan orangtua
siswa sepakat bahwa semua siswa ini layak untuk mendapatkan hasil perjuangan
mereka selama ini yang tak kenal lelah, yakni mewujudkan Mimpi menuju Malaysia.
Survey LKMA, Malaysia Di Depan Mata
Merespon hasil evaluasi perkembangan persiapan LKMA
selama ini, yayasan dan sekolah memutuskan untuk segera melakukan survey
penjajagan lokasi LKMA ke Malaysia. Bp. Muhammad Karebet Widjajakusuma,
Direktur Pembinaan Kesiswaan Yayasan Insantama Cendikia selaku penanggung jawab
kegiatan LKMA dan Bp. SM Pertiwiguno, Kepala Sekolah SMAIT Insantama akhirnya
diutus Yayasan untuk melakukan survey ke Malaysia. Bermodal hubungan yang sudah
terjalin selama ini dengan pihak Kopersi Pembangunan Komuniti Insan Selangor
Berhad dan dibantu orang tua siswa, akhirnya survey pun dilakukan pada tanggal
16 s.d 19 Juni lalu. Tim berangkat dan kembali dengan menggunakan pesawat
Garuda Indonesia. Hal ini ditempuh untuk mensimulasi keberangkatan dan
kepulangan saat LKMA nanti. Berikut adalah agenda survey dan sejumlah hasilnya.
Sabtu, 16 Juni 2012, didampingi oleh Bp. Agus Fanani, tim bertemu dengan
H. Shamsul, Ketua Kopersi Pembangunan Komuniti Insan Selangor Berhad, Dr. Abu
Bakar (Dosen senior UKM) dan Prof. Masna (Dosen Senior Universiti Putra
Malaysia/UPM) serta tim Persatuan Pelajar Internasional UPM yang dipimpin Sdr.
Mustafa, mahasiswa program Doktor dari Nigeria. Hasilnya, disepakati pada Senin
18 Juni 2012, tim survey akan dipertemukan dengan pihak Naib Canselor (Pembantu
Rektor) Bidang Akademik dan Antarabangsa UPM dan menjajagi fasilitas pendidikan
yang akan dikunjungi. Pada hari Senin itu juga, tim dijajagi untuk bisa datang
ke Universiti Malaya (UM).
Di luar itu secara pribadi, H. Shamsul, Ketua Kopersi
Pembangunan Komuniti Insan Selangor Berhad yang juga owner Pearl Mentor (M) Sdn
Bhd mengagendakan studi kepemimpinan bagi siswa di kedua lembaga ini akan
dilakukan di (Kamis dan Jumat, 29 dan 30 November 2012). Pada saat LKMA nanti,
beliau juga akan bertindak sebagai pemandu rombongan.
Ahad, 17 juni 2012, tim berkunjung ke Masjid Negara, Masjid Besi Putrajaya, Kedutaan
Besar Indonesia dan Central Market. Masjid dikunjungi untuk melihat bagaimana
pengelolaan Masjid didasarkan pada sebuah visi yang kuat dan jelas. Central
Market dijajagi sebagai tempat pembelian cinderahati yang relatif terjangkau di
sela kunjungan LKMA nanti. Kedutaan Besar Indonesia dijajagi sebagai tempat
studi dan diskusi komparasi kepemimpinan di dua negara, dimana Kuasa Usaha atau
Atase Pendidikan Indonesia menjadi narasumbernya dan sekaligus silaturahmi dan
tukar pikiran antara siswa dengan pelajar/mahasiswa Indonesia di Malaysia.
Alhamdulillah, pihak Kedutaan Besar mengapresiasi kegiatan ini dan siap
menyambut kedatangan para siswa nanti. Pihak Kedutaan meminta tim untuk segera
mengajukan surat kunjungan resmi.
Senin, 18 Juni 2012, tim berkunjung ke UPM dan UM. Di UPM, tim diterima oleh Prof. Datin
Paduka Dr. Aini Ideris FASc DVM, MVSc, PhD, Timbalan Naib Canselor Akademik dan
Antarabangsa didampingi Prof Masna dan Sdr Mustafa. Maksud kedatangan tim
diterima baik, bahkan saat diceritakan tentang Insantama dan bagaimana proses
perjuangan siswa dalam mewujudkan LKMA ini, beliau sangat mengapresiasi. Di
sini disepakati UPM akan menerima kunjungan LKMA pada hari senin, 26 November
2012. Kunjungan studi akan diisi dengan presentasi dari pihak Canselor UPM dan
wakil dari Persatuan Pelajar Internasional UPM serta presentasi dari wakil
siswa SMAIT Insantama yang dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab serta
kunjungan ke fasilitas-fasilitas pendidikan yang ditentukan di UPM. Beliau
meminta agar tim segera mengajukan surat kunjungan resmi kepada UPM. Selanjutnya
tim juga melihat beberapa unit fasilitas pendidikan, seperti laboratorium
biosains di UPM.
Di UM, tim diterima Prof. Dr.
Sharifuddin Md Zain, Direktur Bright Sparks Unit UM. Seperti halnya di
UPM, beliau juga memberikan respon sangat positif, bahkan beliau membandingkan
dengan siswa di Malaysia yang belum memiliki kegiatan seperti ini. Beliau
meminta tim datang lagi pada hari Selasa untuk dipertemukan dengan Person in
Charge UM untuk kegiatan seperti ini.
Selasa, 19 Juni 2012, tim berkunjung International Student Centre (ISC) UM. Ditemani Prof.
Dr. Sharifuddin Md Zain, tim diterima oleh Bp Nasarruddin Sulaiman, B.Mgmt
(Assistant Registrar) dan Ibu Wang Sok Wai, BEc, MEc (Assistant Registrar).
Sebagaimana halnya Prof. Dr. Sharifuddin, beliau berdua juga memberikan respon
sangat positif seraya menegaskan bahwa kunjungan seperti ini termasuk dalam
salah satu KPI (key performance indicator) kinerja UM. Kepada tim,
beliau berdua juga menawarkan untuk berkunjung ke Institut Kepemimpinan UM,
sehingga kunjungan studi ke UM menjadi 2 hari. Tim langsung menyambut setuju.
Alur acara di kedua tempat tersebut dibuat sama seperti di UPM. Hanya saja,
kunjungan studi di Institut Kepemimpinan UM hanya berlangsung setengah hari.
Jadi, kunjungan ke UM dilakukan pada tanggal 27 dan 28 November 2012. Di sini,
tim juga menyempatkan diri untuk melihat dua fasilitas pendidikan di UM, yaitu
Jabatan (Jurusan) Kimia dan Akademi Pengajian Islam dan komplek Internasional
Student Centre.
Pada kesempatan ini, beliau juga memberikan komitmen
tawaran fasilitas penginapan dan kendaraan bagi rombongan, meski harus melalui
mekanisme pengajuan surat resmi. Tawaran ini sebagai jawaban atas penjajagan
tim terhadap fasilitas yang mungkin diberikan pada rombongan selama di
Malaysia. Ini dimungkinkan, karena faktor KPI kinerja sebagaimana sudah
disebutkan sebelumnya. Atas semua ini, beliau pun meminta tim segera
menindaklanjuti survey ini dengan mengirimkan surat kunjungan resmi.
Hari ini juga, tim mendatangi International Islamic
University Malaysia (IIUM) di kampus Petaling Jaya. Di sini tim diterima oleh
Bp Taifunisyam Taib, BSc.Ed, MSc, Dip in IRK (Lecturer dan sekaligus Kepala
Asrama Putra). Kepada tim, beliau menyatakan apresiasinya. Setelah beliau
berkoordinasi dengan pihak Canselor di kampus Gombak, kunjungan LKMA nanti akan
dilakukan di kampus Petaling Jaya. Di sini, tim juga diajak 6 berkeliling melihat
fasilitas pendidikan dan asrama mahasiswa yang ada. Atas nama pihak Canselor,
beliau juga meminta tim untuk segera melayangkan surat kunjungan resmi. Jadwal
kunjungan ke IIUM ini akan dilakukan pada tanggal 29 November 2012.
Tindak Lanjut Pasca Survey LKMA Ke
Malaysia
Jumat malam, 21 Juni 2012, hasil survey LKMA ke
Malaysia disampaikan lengkap kepada seluruh siswa. Penjelasan lengkap ini
disertai dengan penguatan tekad untuk memaksimalkan seluruh kemampuan yang
dimiliki dalam menyukseskan kegiatan ini. Pada forum itu, secara bersama,
ditetapkan tempat yang akan dikunjungi beserta jadwal kegiatannya.
Tempat-tempat studi itu adalah :
(1) Universiti Putra Malaysia (Senin, 26 November
2012),
(2) Universiti Malaya (Selasa & Rabu, 27-28
November 2012),
(3) Masjid Besi Putrajaya (Rabu, 28 November 2012),
(4) International Islamic University (Kamis, 29
November 2012),
(5) Pearl Mentor (M) Sdn Bhd (Kamis, 29 November
2012),
(6) Kedutaan Besar Republik Indonesia (Jum’at, 30
November 2012),
(7) Masjid Negara (Jum’at, 30 November 2012),
(8) Kopersi Pembangunan Komuniti Insan Selangor Berhad
(Jum’at, 30 November 2012)
Data detail tempat dan jadwal dimasukkan kembali dalam
proposal yang telah disempurnakan sesuai dengan hasil survey.
Selain itu, seluruh siswa berkomitmen untuk terus
meningkatkan nilai akademik, kemampuan berbahasa asing dan kinerja fundraising-nya
agar syarat yang telah ditetapkan Kepala Sekolah benar-benar maksimal dapat
dipenuhi. Alhamdulillah.
LKMA adalah Langkah Penting untuk Menapak Jenjang
Lebih Tinggi
Alhamdulillah, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah bersedia membantu keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini.
Semoga hasil Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Tingkat Akhir ini, sebagai
upaya aktif Siswa SMAIT Insantama dalam meningkatkan kompetensi dan perannya
dalam konteks pembangunan sumberdaya manusia nasional, dapat bermanfaat bagi
pengembangan pembinaan kesiswaan di SMAIT Insantama khususnya dan di Indonesia
umumnya. Kegiatan ini juga membawa manfaat yang besar bagi terpeliharanya
hubungan silaturahmi kedua negeri. Semoga Allah Swt meridlai langkah kami.
Amin.
Malaysia,
nantikan kami di LKMA 25 November hingga 1 Desember 2012 nanti!
Insya
Allah
Sabtu, 15 September 2012
Ummah Abused By Crisis Continuously
Ummah Abused By Crisis Continuously (LKMA Go To Malaysia 2012 Movie)
Audiensi LKMA 26 Mei 2012
Sehabis shalat isya pada malam minggu kemarin (26/05), tugas khusus
akan dilakukan oleh tiga teman kami Ajeng, Musleh dan Fadhiilah. Mereka
telah bersiap sejak tadi, rapi dengan pakaian batik dan terus
mengingat-ingat beberapa poin yang akan mereka sampaikan. Malam ini,
mereka akan melanjutkan perjuangan teman-teman mereka sebelumnya dalam
mempresentasikan acara besar kami: Latihan Kepemimpinan dan Managemen
Akhir (LKMA) yang akan kami laksanakan akhir tahun ini.
Begitu pula dengan Syifa dan Caca yang menjadi MC malam itu. Mereka membuka acara dengan meriah dan bersemangat. Bapak Karebet Widjajakusuma, seperti biasa menjadi moderator dalam audiensi acara yang bertemakan “Studi Komparasi Kepemimpinan Dan Manajemen Ke Malaysia” ini. Hari ini kami akan kedatangan dua tamu yang luar biasa. Kedua tamu spesial kami ini datang jauh-jauh dari Yogyakarta untuk mendengarkan presentasi acara LKMA langsung dari kami.
Adalah Bapak Dikdik Sodikin dan Bapak Ahmad, dua orang kakak beradik yang hebat yang keduanya menjadi orang yang sukses saat ini. Beliau berdua adalah para pengusaha sukses yang ahli dalam bidang bisnis di indonesia. Mereka berdua memiliki banyak usaha dengan banyak cabang di Indonesia. Selain menjadi pengusaha, Bapak Dik Dik juga adalah seorang dosen dan konsultan yang sudah menginjakkan kaki di banyak negara di dunia karena usahanya. Sedangkan kakak dari Bapak Dikdik yaitu Bapak Ahmad juga adalah seorang coacher bisnis. Audiensi kali ini juga dihadiri oleh beberapa pengurus FOSIS (Forum Orangtua Siswa Insantama) diantaranya yaitu Ibu Ainal Mardiaty, dan Ibu Putri Arimurti.
Bagian pertama dari presentasi yaitu latar belakang disampaikan Ajeng dalam bahasa Inggris dengan baik. Selanjutnya, Musleh dengan bahasa Indonesia dan sedikit bahasa inggrisnya melanjutkan dengan bahasa Indonesia, menjelaskan tentang deskripsi acara. Dan terakhir, Fadhilah dengan tak kalah luar biasanya menjelaskan bagian sponsorship dan donatur. Yang berbeda, Fadhiilah menjelaskannya dengan lima bahasa sekaligus yaitu bahasa Inggris, Arab, Malaysia, Indonesia, serta Sunda. Di akhir presentasi mereka bertiga, apresiasi ditunjukkan lewat riuh tepuk tangan untuk presentasi yang mereka bawakan dengan sangat luar biasa.
“Luar biasa! Anak siapa sih ini?... Waktu saya sekolah dulu mana ada yang seperti ini?” Bapak Dikdik menyampaikan kesan pertamanya ini dengan bersemangat. Kemudian, mulai dari saran-saran yang membangun untuk acara kami, bantuan, motivasi besar, hingga seluk beluk tentang ilmu bisnis dan kepengusahaan mereka berikan. Semua yang mereka sampaikan kepada kami membuat kami lebih bersemangat dan termotivasi. Mereka berdua juga sedikit bercerita tentang sejarah mereka, dari yang awalnya menjadi yatim sejak kecil hingga berjuang keras dan sukses seperti ini. Bapak Dikdik dan Bapak Ahmad memberikan banyak hal yang sangat berharga untuk kami ambil malam itu.
Excecution Quotient, atau kecerdasan eksekusi adalah hal yang harus kita miliki. Bapak Dikdik menjelaskan bahwa jika kita hanya tau teori tetapi tidak bisa mengeksekusi -atau bahasa lainnya bertindak- maka tujuan kita tidak akan pernah tercapai. Intinya, keinginan kuat, kecerdasan eksekusi dan keistiqomahan akan mengantarkan kita pada mimpi kita, apapun itu. Tentang kegagalan, jangan takut dan jadikan itu sebagai pelajaran. “Rasulullah juga pernah gagal bukan?” ujarnya.
Di akhir acara, kami dikejutkan dengan nazar dari Bapak Dikdik. Beliau bernazar jika bisnis bernilai besar yang sedang ia usahakan berhasil, maka ia akan membayari kami semua tiket pesawat yang bertotal 120 juta. Kami semua diminta bantuan doa untuk beliau agar bisnis beliau berhasil. Ini membuat kami tambah bersemangat tanpa mengurangi usaha kita dalam mencari dana.
Kemudian acara malam itu ditutup dengan pemberian plakat bagi para tamu. malam itu, tidur kami dihiasi dengan doa, pengharapan, dan semangat yang besar atas suksesnya acara kami ini. insya allah! [reported by: salma photos by: vira and hanum]
Begitu pula dengan Syifa dan Caca yang menjadi MC malam itu. Mereka membuka acara dengan meriah dan bersemangat. Bapak Karebet Widjajakusuma, seperti biasa menjadi moderator dalam audiensi acara yang bertemakan “Studi Komparasi Kepemimpinan Dan Manajemen Ke Malaysia” ini. Hari ini kami akan kedatangan dua tamu yang luar biasa. Kedua tamu spesial kami ini datang jauh-jauh dari Yogyakarta untuk mendengarkan presentasi acara LKMA langsung dari kami.
Adalah Bapak Dikdik Sodikin dan Bapak Ahmad, dua orang kakak beradik yang hebat yang keduanya menjadi orang yang sukses saat ini. Beliau berdua adalah para pengusaha sukses yang ahli dalam bidang bisnis di indonesia. Mereka berdua memiliki banyak usaha dengan banyak cabang di Indonesia. Selain menjadi pengusaha, Bapak Dik Dik juga adalah seorang dosen dan konsultan yang sudah menginjakkan kaki di banyak negara di dunia karena usahanya. Sedangkan kakak dari Bapak Dikdik yaitu Bapak Ahmad juga adalah seorang coacher bisnis. Audiensi kali ini juga dihadiri oleh beberapa pengurus FOSIS (Forum Orangtua Siswa Insantama) diantaranya yaitu Ibu Ainal Mardiaty, dan Ibu Putri Arimurti.
Bagian pertama dari presentasi yaitu latar belakang disampaikan Ajeng dalam bahasa Inggris dengan baik. Selanjutnya, Musleh dengan bahasa Indonesia dan sedikit bahasa inggrisnya melanjutkan dengan bahasa Indonesia, menjelaskan tentang deskripsi acara. Dan terakhir, Fadhilah dengan tak kalah luar biasanya menjelaskan bagian sponsorship dan donatur. Yang berbeda, Fadhiilah menjelaskannya dengan lima bahasa sekaligus yaitu bahasa Inggris, Arab, Malaysia, Indonesia, serta Sunda. Di akhir presentasi mereka bertiga, apresiasi ditunjukkan lewat riuh tepuk tangan untuk presentasi yang mereka bawakan dengan sangat luar biasa.
“Luar biasa! Anak siapa sih ini?... Waktu saya sekolah dulu mana ada yang seperti ini?” Bapak Dikdik menyampaikan kesan pertamanya ini dengan bersemangat. Kemudian, mulai dari saran-saran yang membangun untuk acara kami, bantuan, motivasi besar, hingga seluk beluk tentang ilmu bisnis dan kepengusahaan mereka berikan. Semua yang mereka sampaikan kepada kami membuat kami lebih bersemangat dan termotivasi. Mereka berdua juga sedikit bercerita tentang sejarah mereka, dari yang awalnya menjadi yatim sejak kecil hingga berjuang keras dan sukses seperti ini. Bapak Dikdik dan Bapak Ahmad memberikan banyak hal yang sangat berharga untuk kami ambil malam itu.
Excecution Quotient, atau kecerdasan eksekusi adalah hal yang harus kita miliki. Bapak Dikdik menjelaskan bahwa jika kita hanya tau teori tetapi tidak bisa mengeksekusi -atau bahasa lainnya bertindak- maka tujuan kita tidak akan pernah tercapai. Intinya, keinginan kuat, kecerdasan eksekusi dan keistiqomahan akan mengantarkan kita pada mimpi kita, apapun itu. Tentang kegagalan, jangan takut dan jadikan itu sebagai pelajaran. “Rasulullah juga pernah gagal bukan?” ujarnya.
Di akhir acara, kami dikejutkan dengan nazar dari Bapak Dikdik. Beliau bernazar jika bisnis bernilai besar yang sedang ia usahakan berhasil, maka ia akan membayari kami semua tiket pesawat yang bertotal 120 juta. Kami semua diminta bantuan doa untuk beliau agar bisnis beliau berhasil. Ini membuat kami tambah bersemangat tanpa mengurangi usaha kita dalam mencari dana.
Kemudian acara malam itu ditutup dengan pemberian plakat bagi para tamu. malam itu, tidur kami dihiasi dengan doa, pengharapan, dan semangat yang besar atas suksesnya acara kami ini. insya allah! [reported by: salma photos by: vira and hanum]
Ausiensi LKMA 21 Maret 2012
Tamu kali ini adalah Bpk Syamsul, Bpk Abu Bakar, Ust Agus Fanani, Bpk Dimas, serta Drs. Ashari Harahap. Semua dari mereka kecuali Ust Agus Fanani datang langsung dari Malaysia untuk mendengarkan penjelasan, latar belakang, tujuan, jadwal acara, dan segala seluk beluk tentang LKMA. Maka bedanya, kali ini para presentator membawakan penjelasan mereka tidak dengan bahasa Indonesia, namun dengan bahasa inggris dan arab.
Dipandu oleh Ust M. Karebet Widjajakusuma sebagai moderator, para presentator mencoba menjelaskan sejelas mungkin agar para tamu mengerti serta mendukung penuh acara yang akan kami laksanakan saat kami menduduki kelas 12, November 2012 mendatang yang tinggal sekitar 7 bulan lagi.
Kejutannya, hari ini melalui Bpk Syamsul kami mendapatkan sebuah surat undangan resmi dari sebuah institusi di Malaysia untuk melakukan perjalanan studi komparasi ke Malaysia. Dan itu berarti jalan kami menuju Malaysia semakin terbuka. Hal ini seiring pula dengan makin banyaknya dukungan yang kami terima dari para tamu, bahkan tamu-tamu pada audiensi sebelumnya. Mulai dari semangat yang mereka berikan, hingga bantuan dalam bentuk dukungan, donasi, serta saran-saran membangun untuk kami.
Semangat kami kembali terpacu saat Bpk Syamsul Menjelaskan tentang kekuatan mimpi dan kepercayaan. Beliau mengingatkan kami kembali tentang keberhasilan Sultan Muhammad II atau Muhammad Al-Fatih yang dengan kepercayaannya yang besar atas bisyarah nabi, ia berhasil menaklukkan konstantinopel. Beliau ingin kekuatan kepercayaan kami terhadap kesuksesan acara kami ini dapat benar-benar membawa kami kesana. Tentu saja juga bergantung dengan sebesar apa usaha yang kami lakukan untuk mencapainya.
Setelah pertemuan itu, kini kami telah melakukan proses pembuatan paspor untuk pergi ke Malaysia. Disamping itu, pencarian sponsor dan persiapan-persiapan pun kami lakukan seiring dengan akan dilakukanya audiensi-audiensi selajutnya, tentu saja dengan semangat yang sama bahkan makin besar . [reported by: sf/ photos by: iu]
Imad |
|
Syifa |
Fakhirah |
Sponsorship dan Donatur LKMA Go To Malaysia 2012
Panitia kegiatan "LKMA Go to Malaysia 2012" membuka diri kepada semua
pihak yang berminat untuk mendukung acara ini dengan menjadi sponsor
atau donatur.
Donatur
Donatur adalah pihak perseorangan, instansi atau perusahaan yang memberikan bantuan berupa peralatan, perlengkapan, maupun biaya pelaksanaan tanpa menghendaki fasilitas promosi. Sifat donatur adalah tidak mengikat dan bantuan dapat disampaikan sebelum maupun sesudah acara berlangsung.
Kerjasama dan Sponsorship
Pada kegiatan ini kami membuka kesempatan sekaligus mengajak para sponsor untuk berpartisipasi dalam bentuk promosi. Adapun bentuk-bentuk sponsorship yang kami tawarkan adalah sebagai berikut
Donatur
Donatur adalah pihak perseorangan, instansi atau perusahaan yang memberikan bantuan berupa peralatan, perlengkapan, maupun biaya pelaksanaan tanpa menghendaki fasilitas promosi. Sifat donatur adalah tidak mengikat dan bantuan dapat disampaikan sebelum maupun sesudah acara berlangsung.
Kerjasama dan Sponsorship
Pada kegiatan ini kami membuka kesempatan sekaligus mengajak para sponsor untuk berpartisipasi dalam bentuk promosi. Adapun bentuk-bentuk sponsorship yang kami tawarkan adalah sebagai berikut
DIAMOND SPONSOR
Diamond sponsor adalah pihak sponsor yang bersedia
menyediakan dana minimal
sebesar Rp.200.000.000. Dan akan dicantumkan logonya di
setiap kegiatan dalam satu tahun
kalender kegiatan sekolah
PLATINUM SPONSOR
Platinum sponsor adalah pihak sponsor yang bersedia
menyediakan dana minimal
sebesar Rp150.000.000,00 dan dikukuhkan dalam perjanjian
tertulis, yang tidak dapat diubah
tanpa persetujuan kedua belah pihak. Dan akan dicantumkan
logonya di setiap kegiatan dalam
satu tahun kalender kegiatan sekolah
GOLD SPONSOR
Gold sponsor adalah pihak sponsor yang bersedia menyediakan
dana minimal sebesar
Rp100.000.000,00 dan dikukuhkan dalam perjanjian tertulis,
yang tidak dapat diubah tanpa
persetujuan kedua belah pihak. Dan akan dicantumkan logonya
di setiap kegiatan dalam satu
tahun kalender kegiatan sekolah
SILVER SPONSOR
Silver sponsor adalah pihak sponsor yang bersedia
menyediakan dana minimal sebesar
Rp 50.000.000,00 dan dikukuhkan dalam perjanjian tertulis,
yang tidak dapat diubah tanpa
persetujuan kedua belah pihak. Dan akan dicantumkan logonya
di setiap kegiatan dalam satu
tahun kalender kegiatan sekolah
BRONZE SPONSOR
Bronze sponsor berupa:
· Pihak sponsor yang bersedia menyediakan dana minimal
sebesar Rp
25.000.000,00 dan dikukuhkan dalam perjanjian tertulis, yang
tidak dapat diubah
tanpa persetujuan kedua belah pihak.
· Pihak sponsor yang bersedia membantu menyediakan fasilitas
untuk kelancaran
kegiatan LKMA. Sponsor penyedia fasilitas terdiri dari:
1. Sponsor penyedia seragam kegiatan
2. Sponsor penyedia perlengkapan
3. Sponsor penyedia konsumsi
4. Sponsor fasilitas lainnya (voucher,dll)
M e d i a K o n t r a p r e s t a s i
1. Perbesaran Logo
2. Lip Service
3. Pencantuman nama atau logo sponsor pada :
a. 3 Spanduk Rentangb. 60 Seragam Kegiatanc. 100 Pind. 60 Sertifikate. 30 Undanganf. 60 Name Tag
4. Pengiklanan pada media Web atau Blog OSIS
5. Hak memasang spanduk Ekslusif di area sekolah SMAIT
Insantama
P E R S Y A R A T A N S P O N S O R S H I P
1. Kesediaan untuk menjadi Sponsor selambat-lambatnya
diterima oleh panitia pada tanggal 10 November
2012.
2. Pengiriman desain (logo, slide/ iklan, dll) dan
pembayaran dana sponsorship dibatasi sampai dengan
tanggal 15 November 2012
3. Panitia tidak menutup kemungkinan terjadinya bentuk
kerjasama dengan pihak sponsor dalam bentuk lain
yang ditawarkan.
4. Materi Sponsor
a. Materi Sponsor disediakan oleh pihak Sponsor dan harus
mendapat persetujuan dai pihak panitia
b. Panitia tidak bertanggung jawab atas kesalahan jika
materi publikasi dari sponsor diterima Panitia
dalam bentuk jadi
c. Materi Sponsor tidak diperkenankan mengunakan kata-kata
yang menganjurkan seperti: makanlah,
minumlah, belilah, dll
d. Materi publikasi harus diserahkan kepada panitia pada
tanggal yang telah ditentukan
e. Materi Publikasi dikirimkan ke alamat sekreatariat
panitia:
Panitia Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Tingkat AkhirJl. Hegarmanah IV Gunung Batu. Bogor Barat. Kota Bogor.Telp. (0251) 2270285Contact Person :Muh. Imaduddin Shiddiq 087873301116 (Ketua Panitia)Azizatusysyifa 085724455843 (Bendahara)Akmal Luthfi Al-tuway 08568399996 (Dana usaha)Email : osisinsantama@gmail.com
5. Cara Pembayaran
a. Setiap jenis kerjasama dapat disepakati bila disertai
pembayaran pertama (uang muka) minimal
sebesar 50% dari keseluruhan jumlah yang harus dibayarkan,
dan dilakukan penandatanganan
kontrak atau surat kesediaan berpartisipasi
b. Pembayaran berikutnya adalah pelunasan 50% dari biaya
total dan dapat diangsur sebanyak 2 kali
dan dibayarkan paling lambat tanggal 15 November 2012
c. Pembayaran dapat ditransfer melalui rekening bank:
1. Nama : Siti Maemunah
Bank : Bank Syariah Mandiri
No. Rekening :2977017988
6. Kami juga menerima pihak-pihak yang bersedia untuk
menjadi donatur dalam kegiatan ini.
Negeri Kita Di Tengah Tantangan Kekinian dan Masa Depan
LATAR BELAKANG: Negeri Kita Di Tengah Tantangan Kekinian dan Masa Depan
Bagaimana wajah negeri kita hari ini? Dalam sebuah
tulisannya, seorang ulama kharismatis di negeri ini mengungkap kegalauannya tentang wajah negeri ini
sekarang dan masa depan. Beliau mengutip Jared Diamond dalam bukunya 'Collapse'
(2005); Thomas Lickona (Profesor Pendidikan Cortland University, AS); dan Louis Kraar yang
memasukkan Indonesia dan beberapa negara lainnya sebagai negara yang berpotensi
menuju 'negara gagal' (failed state). Alasannya, negeri ini telah mengalami 10 tanda kehancuran
sebuah bangsa, diantaranya meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, penggunaan bahasa
dan kata-kata yang memburuk, pengaruh kesetiaan remaja yang kuat dalam tindak
kekerasan, meningkatnya perilaku merusak diri seperti narkoba, alkohol dan sex
bebas, serta makin kaburnya pedoman moral baik dan buruk. Indonesia mengalami krisis
multidimensi dengan kerusakan bangsa dan negara yang menyeluruh sehingga dikhawatirkan akan menjadi
'bangsa terbelakang' dan 'halaman belakang' di kawasan Pacific Rims. Kegalauan yang
sangat beralasan. Prestasi demi prestasi sejumlah yang telah diraih anak negeri pun
dalam banyak kancah internasional seperti tak bisa menghapusnya. Prihatin.
Di tengah krisis multidimensi yang menggerus nadi kehidupan
kita, sejumlah tuntutan masa depan, khususnya dalam menghadapi persaingan global
membutuhkan perhatian ekstra untuk memenuhinya. Tuntutan yang terangkum sedemikian rupa
dalam 10 tuntutan masa depan yang masih sangat relevan hingga kini seperti berikut
(anonim, 1999) :
1. Speed and responsive (cepat dan responsif)
2. Creativity innovation (inovasi kreatif)
3. Focus on competition environment (fokus pada lingkungan
yang kompetitif)
4. Leadership from everybody (kepemimpinan pada setiap
level)
5. Control by vision and values (kendali pada visi dan
nilai)
6. Information shared (andil informasi)
7. Proactive and entrepreneurial (proaktif dan berjiwa
wirausaha)
8. Creating tomorrow's market (kreasi pasar masa depan)
9. Interdependence (kemitraan)
10. Environmental Concerns (peduli lingkungan)
Tuntutan-tuntutan ini meniscayakan kebutuhan seluruh
stakeholder negeri ini akan efisiensi, produktivitas dan inovasi guna meningkatkan daya saing dalam
dunia yang makin kompetitif di tengah situasi dan kondisi berlepas dari krisis
multidimensi.
Kita Perlu Kepemimpinan Transformasional
Tuntutan untuk keluar dari krisis multidimensi dan ditambah
lagi dengan kesepuluh tuntutan itu mensyaratkan perlunya model kepemimpinan yang ideal dan para
ahli manajemen kekinian menyimpulkannya sebagai model kepemimpinan transformasional.
Model ini dinilai mampu untuk terus-menerus meningkatkan efisiensi, produktivitas
dan inovasi guna meningkatkan daya saing dalam dunia yang makin kompetitif. Model kepemimpinan ini diunggulkan sejalan dengan
hasil-hasil studi mengenai leadership skills yang berkembang sejak tahun 1900-an. Paling tidak terdapat
lima model kepemimpinan yang telah dikembangkan dalam studi-studi tersebut sebagaimana
yang dirangkum oleh Daryanto dan Daryanto (1999).
Pertama, Traits Model of Leadership (1900-1950-an) yang
lebih banyak meneliti tentang watak
individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti
kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, status sosial dan lain-lainnya.
Kedua, Model of Situational Leadership (1970-an-1980-an)
yang lebih fokus pada faktor situasi sebagai variabel penentu kemampuan kepemimpinan. Ketiga, Model
of Effective Leaders (1960-an-1980-an). Model ini mendukung asumsi bahwa pemimpin
yang efektif adalah pemimpin yang mampu menangani aspek organisasi dan
manusianya sekaligus. Keempat, Contingency Model (1960- an–1980-an). Sekalipun
dianggap lebih sempurna dibandingkan model-model sebelumnya dalam memahami aspek
kepemimpinan dalam organisasi, namun belum dapat menghasilkan klarifikasi yang
jelas tentang kombinasi yang paling efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku
pemimpin dan variabel situasional.
Kelima, Model of Transformational Leadership (1970-an–1990-an).
Sekalipun relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan, model ini dinilai lebih mampu
menangkap fenomena kepemimpinan dibanding model-model sebelumnya. Bahkan banyak peneliti dan
praktisi manajemen sepakat bahwa model ini merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik
dalam menguraikan karakteristik pemimpin. Konsep ini pun dinilai telah
mengintegrasikan dan sekaligus menyempurnakan ide-ide yang dikembangkan dalam model-model
sebelumnya.
Para ahli, seperti Sarros dan Butchatsky (1996) misalnya,
juga menyebut model kepemimpinan ini sebagai model kepemimpinan penerobos (breakthrough
leadership). Disebut penerobos, karena pemimpin dengan tipe ini memiliki kemampuan untuk
membawa perubahan-perubahan yang sangat besar terhadap individu-individu maupun
organisasi dengan jalan memperbaiki kembali (reinvent) karakter diri individu-individu dalam
organisasi ataupun perbaikan organisasi; memulai proses penciptaan inovasi; meninjau kembali
struktur, proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik dan lebih relevan, dengan cara-cara yang
menarik dan menantang bagi semua pihak yang terlibat dan mencoba untuk merealisasikan tujuan-tujuan
organisasi yang selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan. Pemimpin mampu membawa
perubahan yang mendasar
dan besar dalam kehidupan pengikut karena memiliki pemikiran
'metanoiac' (meta = perubahan, nous/noos = pikiran; Yunani).
Selain Sarros dan Butchatsky (1996), terdapat sejumlah ahli
manajemen lainnya juga memberikan apresiasi yang sama terhadap model kepemimpinan
transformasional atau 'metanoiac' ini. Tercatat seperti Hater dan Bass (1988),
Yammarino dan Bass (1990), Tichy dan Devana (1990), Bass dan Avolio (1994) serta Bryman (1992).
Dari pendapat ahli-ahli tersebut, utamanya dari Bass dan Avolio (1994) diketahui bahwa
idealnya model kepemimpinan ini dikarenakan model ini memiliki empat dimensi kepemimpinan
yang disebut sebagai 'the four I's' atau Empat I berikut.
1. Idealized Influence (pengaruh ideal). Pemimpin memiliki
perilaku yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus
mempercayainya.
2. Inspirational Motivation (motivasi inspirasi). Pemimpin
mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan/pengikut,
mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi dan mampu
menggugah spirit tim melalui penumbuhan entusiasme dan optimisme.
3. Intellectual Stimulation (stimulasi intelektual).
Pemimpin mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap
permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan/pengikut, memberikan motivasi pada bawahan untuk
mencari pendekatanpendekatan baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi.
4. Individualized Consideration (konsiderasi individu).
Pemimpin mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan/pengikut
serta secara khusus mau memperhatikan kebutuhan bawahan/pengikut akan pengembangan
karir.
Untuk dapat merengkuh empat dimensi kepemimpinan
'metanoiac', seseorang disyaratkan untuk memiliki sejumlah syarat penting berikut. Dari Kotter
(1997) dan juga Covey (2000), setidaknya dapat disarikan tujuh syarat penting yang
dimaksud : (1) Worldview, (2) Nilai-nilai Pribadi, (3) Motivasi, (4) Dimilikinya pengetahuan mengenai
industri dan organisasi, (5) Dimilikinya relasi yang kuat dalam industri dan organisasi,
(6) Dimilikinya kemampuan/keahlian kepemimpinan, seperti a to z bisnis, manajemen,
keorganisasian, komunikasi, pengambilan keputusan, dan kemampuan penunjang lainnya, (7) Dimilikinya
reputasi dan catatan rekor. Worldview atau paradigma adalah cara pandang seseorang dalam
melihat (mempersepsi, mengerti, menafsirkan) dunia. Dalam bahasa yang lain dapat
disebut juga sebagai mafahim 'ani al-insan, wa al-kaun, wa al-hayat atau cara pandang yang
didasarkan pemahaman akan hakikat keberadaan manusia, alam semesta dan kehidupan. Cara pandang
ini menentukan sikap atau perilaku dan perasaan. Ketika melihat dengan cara yang
berbeda, maka akan berfikir dengan cara berbeda, merasa dengan cara yang berbe a dan
berperilaku dengan cara yang berbeda pula. Cara kita melihat masalah berpusat pada prinsip,
sesuatu yang sangat mendasar.
Sedemikian pentingnya sebuah worldview bagi kehidupan seseorang,
menjadikannya sebagai syarat pertama yang akan mendasari syarat-syarat berikutnya.
Worldview akan mempengaruhi kandungan dan arah nilai-nilai pribadi dan motivasi. Worldview
juga akan mendasari bagaimana seseorang menyikapi keberadaan organisasi dan 'industri'
yang dimasukinya, menuntunnya menjalin relasi di dalamnya. Worldview akan membangkitkan
semangat dan energi yang luar biasa untuk belajar dan menguasai sejumlah keahlian yang
dibutuhkan, seperti manajemen, keorganisasian, komunikasi, teknik pengambilan keputusan dan
sejumlah keahlian penunjang lainnya. Terakhir, Worldview akan menuntun seseorang untuk
selalu menjaga reputasi dan
catatan rekornya agar sesuai dengan prinsip yang
diyakininya.
Atas itu semua, dapat disimpulkan bahwa kini kepemimpinan transformasional
menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan lagi bagi seluruh elemen stakholder
negeri ini, tak terkecuali generasi mudanya.
Membaca situasi dan kondisi di atas, OSIS SMAIT Insantama
memandang penting diselenggarakannya Latihan Kepemimpinan dan Manajemen
Tingkat Akhir (LKMA) ke Malaysia. Kegiatan ini menguatkan dasar-dasar ilmu kepemimpinan
transformasional yang telah diterima peserta pada jenjang pelatihan sebelumnya, yakni Latihan
Dasar Kepemimpinan (LDK) 'Taklukkan Cianjur' pada semester 1, Latihan Kepemimpinan
dan Manajemen Tingkat Menengah (LKMM) 'Problem Solving Masyarakat Desa' pada semester 3.
Lantas mengapa harus ke Malaysia? Malaysia dipilih karena
negeri ini termasuk satu dari sedikit negara yang nyaris tidak terkena dampak krisis dunia.
Malaysia juga mampu membalik keadaan dari negeri yang dulu banyak mengirim SDM-nya untuk belajar
ke Indonesia, kini menjadi sebaliknya. Meski tentu Malaysia ada saja plus dan minusnya,
namun dengan dua alasan ini, setidaknya kita dapat belajar banyak bagaimana pola
kepemimpinan yang diterapkan di sana sehingga dapat menghasilkan SDM yang bisa bersaing di pentas
dunia dan negeri yang cukup diperhitungkan tingkat kesejahteraannya. Maka, dengan tajuk
'Studi Komparasi Kepemimpinan dan Manajemen ke Malaysia', OSIS SMAIT Insantama dapat
mempraktikkan ilmu
kepemimpinan transformasional yang telah didapatkannya
selama ini serta menimba langsung ilmu kepemimpinan yang diterapkan di Malaysia.
Langganan:
Postingan (Atom)